Youstay – Asal-usul Wingko Babat, Oleh-oleh yang Terkenal di Semarang.
Kalau kamu masuk ke toko oleh-oleh di Semarang, sudah pasti jajanan yang satu ini selalu ada. Wingko babat adalah jenis kue manis berbentuk pipih bundar dari kelapa yang terkenal sebagai oleh-oleh khas dari Semarang. Makanan ini dikemas satu per satu dengan kantung kertas kecil, kemudian ditempatkan dalam wadah tas plastik ukurannya tergantung banyak nya isi yang kamu pilih.
Jajanan tradisional ini dibuat dari tepung ketan yang dicampur kelapa muda parut. Kemudian ditambahkan gula pasir, telur dan margarin. Sebagai perekat adonan, biasanya digunakan santan, namun ada juga yang memakai air biasa. . Dulu wingko babat hanya dibuat dengan rasa kelapa dan aroma pandan. Sekarang, selain rasa original, kini para pembuat wingko babat berinovasi dengan varian baru. Ada yang menambahkan nangka, pandan, durian bahkan cokelat.
Meskipun terkenal sebagai oleh-oleh khas Semarang, ternyata wingko justru tidak berasal dari ibukota Jawa Tengah itu. Bagaimana ceritanya?
Asal-Usul Wingko Babat yang Ternyata Asli Lamongan
Apabila dilihat dari sejarahnya, wingko babad sebenarnya bukanlah makanan asli Kota Semarang. Sejarah mencatat bahwa kue wingko berasal dari kota kecil bernama Babad yang terletak di dekat Tuban, Jawa Timur.
Kemudian bagaimana sejarah awal kemunculan wingko babad di Semarang sehingga pemerintah dan warga Kota Semarang mengklaim wingko babad adalah salah satu makanan khas daerahnya?
Sejarah telah mencatat bahwa wingko babad pertama kali muncul di Semarang sekitar tahun 1946. Wingko babad ini pertama kali dibawa oleh seorang wanita bernama Loe Lan Hwa bersama suaminya, The Ek Tjong (D Mulyono). Mereka beserta kedua anaknya yang masih kecil-kecil, The Giok Kwie (6 tahun) dan The Gwat Kwie (4 tahun), mengungsi dari Kota Babad ke Kota Semarang sekitar tahun 1944. Di tengah suasana panas Perang Dunia II, dari Babad yang dilanda huru-hara, mereka datang ke Semarang untuk mencari kehidupan yang lebih aman.
Pada saat mereka datang ke Semarang belum ada orang yang menjual kue wingko. Maka pada tahun 1946 mulailah Loe Lan Hwa dengan dibantu suami, The Ek Tjong, membuat dan menjual kue wingko di kota Semarang. Kue wingko tersebut dijajakan dari rumah ke rumah, di samping dititip-jual di sebuah kios sederhana yang menjual makanan di stasiun kereta api Tawang Semarang. Setiap kereta berhenti, petugas kios menjajakan kue wingko beserta makanan lainnya kepada penumpang di dalam kereta api.
Kue wingko buatan Loe Lan Hwa itu ternyata banyak disenangi warga Kota Semarang. Banyak di antara warga Kota Semarang yang menanyakan nama kue tersebut kepada Loe Lan Hwa. Maka, untuk memenuhi keingintahuan pembelinya dan sekaligus sebagai kenang-kenangan terhadap kota Babad tempat dia dibesarkan, Loe Lan Hwa menyebut kue buatannya itu sebagai wingko babad. Kue wingko babad buatan Loe Lan Hwa itu pun semakin terkenal dan dicari banyak orang sebagai oleh-oleh dari Semarang (SN Wargatjie, 2003). Dari sinilah kemudian orang mengenal kue wingko babad sebagai makanan khas Kota Semarang, walaupun sebenarnya berasal dari Babad, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Meskipun terlihat agak membingungkan, kita masih bisa mengetahui tentang kebenaran klaim tersebut dengan menelusurinya dari catatan sejarah yang ada. Sejarah telah mencatat bahwa wingko babad berasal dari Babad, Kabupaten Lamongan, kemudian berkembang di Semarang karena dibawa olah warga Babad yang pindah ke Semarang.
Nah, semoga informasi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan Sahabat Youstay ya.